1. |
Peranjakan I
01:41
|
|||
Gesa langkah
kejang
berselang
Muat petak
pejal
bersisa
Lantak jauh
Tanah laun
beranjak
|
||||
2. |
Pancang
03:52
|
|||
Pancang berbaris dan menancap
menumpu lengan baja
yang bersandar dan membentang panjang
Kau meraba celah dalam ruas-ruas tertutup ketika gelap menjelang
Kau meraba celah dalam ruas-ruas tertutup ketika malam datang
Setrum menolak peluru
yang mengerahkan tubuh
Laju melintasi jalur terbenam
gaduh di titik temu
Sambut bombardir konstan
dari bentur-bentur yang menggetarkan tulang
|
||||
3. |
Diadem
04:02
|
|||
Kabut berhembus
dari sahut yang menusuk tulang
Dan bagaimana mereka bermekaran
di tengah suhu yang menukik curam?
Ramai atraksi tak tolehkan kepala
Kau telah mengecewakan segala daya
Dan aku memandang pelik
menyaksikan pusaran tak berdaya
Gelombang bergulung
terengah memburu
tak merengkuh
Bersiasat melahap, merebut hirau
Namun telingamu pekak
|
||||
4. |
Meranggas
04:08
|
|||
Dengar derap jari para peringkik
yang berpacu dan mendengus payah
Lihat gedung menjulang lelah
Mesin bergemuruh resah
Angan-angan gentayangan,
tinggalkanmu sendirian
Rapal sumpah:
“Aku tak akan membuatmu kecewa”
Gersang kota meranggaskan hasrat
Asap mengular, melilit sesak
Taring menancap, menghisap sadar
Kini kau rindukan rasa resah
Dihadapkan sekantung darah
membuatku bertanya:
“Apa yang pernah kau selesaikan selain sekolah?”
Datang darimu, kembali padamu
|
||||
5. |
Seribu Lebam
04:19
|
|||
Kau tuangkan
bercawan-cawan
anggur yang hambar
dan kau rangkaikan
seikat bunga yang tak menawan
Tenggak pekat
yang keringkan tekak
Lepas kendali dua kepalan
yang kau layangkan ke kepala
Tangkap deru
gelombang pasang
yang kau biarkan datang menerjang
dan menenggelamkan
Beribu, beribu
lebam memburu
|
||||
6. |
Floren
03:52
|
|||
Dari balik meja
kau peragakan tata olah raut wajah
dan dari mana kau dengar
nama yang telah kulupakan
Di sini, di sini
Di hadapan setiap pilar
yang memasung gerak
rautmu gusar
Tangkap celah, mengundang kalut
Tangkap celah, melahap senyap
Tak pernah mampu kutoreh garis yang sama
Kau terengah mengejar
|
||||
7. |
Gaduh Lonceng
05:05
|
|||
Meratap reruntuhan tonggak
yang sekali kau tancap
Berlutut memohon tobat
pada pecut-pecut kilat
Hendak kau berpaling ingkar
dari haluan indukmu
Maka kuras hasrat
yang meracun sumur
Kau bersungguh taman
tak sekala berlimpah
Aku pun tak bermukim
untuk mawar dan emas
Kau bersungguh musim
tak sekala bertabur kilau
Aku pun tak bermukim
untuk mawar dan emas
…yang menetapkan pasak
Hendak hasrat menyangsikan pujian
yang kau genggam erat
maka gaduhkan lonceng
Hendak air menerjang birai
maka gaduhkan lonceng
Pandangmu tak menatap hantu
yang terus menggedor pintu
|
||||
8. |
Pusaran
02:49
|
|||
Dan semua perhatian yang kuberikan
kini kamu umbar cuma-cuma
Tak sama sekali sulit dijangkau
Kau menari di pusaran
Dan kini kau terus bertanya-tanya:
“Bagaimana dengan yang lainnya?”
Bagaimana denganmu?
Kau menari di pusaran
Rangkai ulang tulang-belulang
Mengarungi luapan kanal
Arus membelenggu di belakang
Kau tenggelam di pusaran
|
||||
9. |
Peranjakan II
03:13
|
|||
Tungganganmu berselang tak menepi
di hadapan bangkai terbengkalai
Laju tumbuh lantang menyerukan klaim
Kepada siapa tanah ini bertuan
Berkalang tanah
Belacu penuh darah
Bersalut nanah
Terusang kala
Lonjak pejal
peranjakan dan wabah
Lonceng lekas meraung bergaduh
Lepas rambu tukar dan berlalu
Kalut iklim menyulut pertanyaan tentang
Bagaimana rumpunmu selamat dan bertahan
Menengkar hadap
Membusur lekas
Menjangkau tanah
Merampung masa
Lonjak pejal
peranjakan dan wabah
|
||||
10. |
Sarang/Kubangan
04:16
|
|||
Lelah lihatmu
bersimpuh
pada rasa
takut
Meringkuk
di hadapan maut
Enggan sambut
hidup
Seru nama
yang mengemuka
di hadapan
bala
Timbang emas
yang patut ditukarkan
Oleh setiap
kepala
Lari dari
air yang
pantulkan
tempat di mana
takutmu
bersarang
Kau tempat takutmu
bersarang, berkubang
|
||||
11. |
Palang
04:39
|
|||
Letakkan tangan
pada tuas kendali
Ledakan sedia di ujung jari
Simak getaran
Susun kalkulasi
Kini sambut peluru menyasar dahi
Kala palang turun kau terus melaju
Bisik rencana tak terlacak
Suntik kilau pada lapisan perak
Bisik rencana tak terlacak
Esok kau saksikan yang tak pernah terucap
Kala palang turun kau terus melaju
Sumbu merentang singkat
Lambaikan tangan pada juru selamat
|
||||
12. |
Semarak
06:20
|
|||
Gesa melatahkan derap
Enggan serta, kian tinggalkan
Menyisih
Antar julang pada karam
menyingkap
Laun datang, gegas genggam
rampas
Tatap berkat yang sekali menyemarak
Mengharap pasak yang sekali hilang tampak
Dekap erat
rentan rangka
Dekap erat
Mengharap pasak
Rentan rangka
Mengharap pasak
yang sekali hilang tampak
|
Pelteras Jakarta, Indonesia
Pelteras are a post-punk/deathrock band from Jakarta formed in mid 2016.
Streaming and Download help
If you like Pelteras, you may also like:
Bandcamp Daily your guide to the world of Bandcamp